Kamis, 20 Desember 2012

Sepasang Jejak

Sepasang Jejak

sepasang jejak melangkah
menelusuri hitam putih di ruas-ruas jalan
menempa dengan getir hidup
kadang sepi terkadang sunyi
namun aku tidak sendiri
nyanyikanlah duhai Indonesia Raya
barangkali kami lupa lirik merdeka
semerbak anyir darah pahlawan di seberang sana
mengaduh nasib untuk sesuap nasi
jejak ku kembali melangkah

2012

Rabu, 19 Desember 2012

Gairah Malam



Gairah Malam

Akulah lacur yang kau tiduri semalam
malam malam berderu desah
memasrah seharga lembaran kertas
seikat janji aku gadaikan mahkotaku
nan teguh tak kuperlihatkan kecuali engkau
tanganmu melekat di dada lalu pantat
membelah mahkotaku dengan milikmu

Aku bidadari kertas empat malam

2012

Minggu, 07 Oktober 2012

Sisa Haru

Sisa Haru

Seperti suara jin
berikan tiga permintaan
untuk satu harapan
berikan sedikit nafasmu
di kerinduan rembulan
di temaram dendam
ditambah bumbu luka
campur bubuk dentum

siap menghantam perahuku
hingga karam sekian abad
aku harap huru hara haru ini
sekejap mimpi siang

2012

Rabu, 15 Agustus 2012

Dua


16 Agustus 2012
Dua

:: Inspirasi; Buku “La tahzan”

Adalah dua sungai mengalir
Di kedua mata indahmu
Air sungai kesedihan dan kesabaran
Senantiasa hiasi mata tanpa sungkan

Sedih pun lahirkan dua sekawan
Mata air penyesalan dan perenungan
Rasa sesal dilalah dua alasan
Dilalah tak sampailah tangan
Adalah dua beda niatan

Ratapan rindu akhirat
Dan
Nyanyian merdu dunia
Sesalnya tak mampu memeluk kebaikan
Dan
Sesalnya tak sampai mengejar kefanaan

Dua sungai bermuara satu tanya
Satu tanya menyisakan dua kehidupan
Menuju cahaya iman
Atau
Menuju cahaya setan

Di malamku mengalir air mata kesabaran

-o0o-

Minggu, 29 Juli 2012

Air Mata


25 Juli 2012
Air Mata

Mataku berkelebat kaca-kaca
Kacanya memantul di cermin muka
Melinangi mata dengan serpihan duka
Yang tak kuasa ‘ku jatuhkan
Menjadi bulir rindu derita

Aku jua lah lelaki

Miliki rindu di salah hati
Tiada berbalas Tiada berbekas
Tinta cinta mengering sudah
Dua hati tak lagi serumah
.................
Tak mau lama sendiri sepi
Tibalah fajar datang sinar mentari
Badai mata menguap jadi pelangi
Menyeka mata air rindu di pipi

Lirih penuh senyum hariku
Sampai jumpa, kaca-kaca rindu

-o0o-

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Air Mata mengubah jiwa lebih tangguh menatap panjang”

Rabu, 11 Juli 2012

Jakarta


Jumat, 06 Juli 2012
Jakarta

Jakarta...
Lampu yang tak kenal padam
Vegas yang tak kenal malam
Jantung yang tak kenal mati
Roda yang tak kenal henti

Di sanalah...
si punuk berani memeluk bulan
si miskin berani memetik bintang
meski di antara nadir dan takdir
bulan bintang sekedar berangan panjang

Jakarta belum gelap walau malam,
Masih sibuk lalu lalang
Memerah uang jadi uang
Menyulap uang jadi uang
Berdiri di atas kaum bawah
Bercinta atas nama syahwat

Buah apel, buah melon, lokal impor
PSK obral buah diobral murah
Dulu terpaksa kini pasrah
Tinggal saling mendesah basah ah
Segala dosa lumrah jadi sah

Jakarta oh Jakarta
Inikah wajahmu? bermuram durja

-o0o-

Minggu, 01 Juli 2012

Asing


Sabtu, 30 juni 2012
Asing
Ada degup berdebar di dada
Degup di belantara hutan Nestapa
Hanya ada sepi campur sangsi
Diaduk dengan bayang dan semu

Dan,
Aku masih sama, jelas
Bermuka sendu, berhati lugu
Hingga aku bertemu zaman
Tersesat di pulau tak bertuan

Tempat aku berlabuh
Mengisi kekosongan jiwa
Dalam kata Cinta
Dengan nada Cinta
Berbekal nafas Cinta

Demi sepi,
Kau benar begitu Asing
Lupa, cerita Hujan di tepi jalan
Saat kata Cinta tak lagi indah
Hanya senyum mengukir hati di dada
Gemericik hujan pun turut merestui

Kini,
Sungguh, kau begitu Asing
Si Asing di pulau terasing
Senyummu tak lagi Harapan
Senyummu hanya isyarat perpisahan
Itupun sekali kau lemparkan
Lalu kau anggap aku sampahan

Demi sunyi,
Sesungguhnya kau itu apa?
Lalu aku ini apa?
Aku termangu menunggu

    -o0o-